My Experience Using Menstrual Cup • FAQ Included! (BAHASA INDONESIA)
Halo semuanya! Berbeda dari post-ku yang biasanya review produk, kali ini aku mau bahas mengenai Menstrual Cup. Kenapa aku tiba-tiba bahas menstrual cup? Karena aku baru saja sepenuhnya berpindah hati dari pembalut ke menstrual cup sebagai alat bantu saat menstruasi! Aku memutuskan hingga membuat post di blog karena banyak banget yang tanya-tanya ke aku seputar menstrual cup ketika aku share di Instagram mengenai pengalaman pertamaku memakai ini. Aku juga ingin spread the awareness mengenai menstrual cup agar orang-orang tidak berpikiran buruk mengenai alat ini. Memang sih sudah cukup banyak yang melakukan hal yang sama, tapi aku harap dengan tambahan perspektif dariku, orang-orang yang baca jadi tambah yakin bahwa alat ini lebih banyak keuntungannya dan tidak seburuk yang dibayangkan.
Pertama, aku ingin menceritakan terlebih dahulu mengenai keputusanku memilih untuk menggunakan menstrual cup.
Dari awal aku mulai menstruasi hingga beberapa tahun lalu (nggak ingat pastinya) aku tidak mempunyai masalah apapun terkait penggunaan pembalut. Hingga suatu hari, kulit daerah ‘bawah sana’ jadi semacam ruam setiap kali aku menggunakan pembalut. Awalnya aku cuekin aja, namun seiring berjalannya waktu malah makin memburuk. Aku disarankan oleh Ibuku untuk kompres menggunakan NaCL agar meringankan gatal-gatalnya, tapi karena aku maunya hemat, aku nggak beli deh NaCL, hehe. Instead, aku menggunakan Vaseline Petroleum Jelly dan, yes, it works untuk meringankan gatal-gatal maupun perih.
Kenapa bisa gatal-gatal bahkan hingga perih? Ternyata aku alergi dengan pembalut. Awalnya aku pikir itu tidak normal, dan tentu aku sempat berada di masa-masa di mana aku merasa takut. Sering banget berpikir mau ke dokter kulit, namun aku malu karena di benakku saat itu masih saja mengira ini tidak normal dan merasa mungkin aku melakukan kesalahan. By the way, jangan ditiru ya sikapku ini! Kalian harus berani ke dokter untuk memeriksakan apabila ada yang nggak beres!
Lalu, aku sering mencari di internet hingga akhirnya aku sadar bahwa aku nggak sendiri. Banyak banget yang juga alergi dengan pembalut, dan ini tuh normal! Saat itu aku masih belum tau harus mencari alternatif apa. Ada sih alternatif tampon, namun tampon di Indonesia harganya mahal, aku nggak bisa afford itu setiap saat aku menstruasi. Terlebih lagi, aku memiliki suatu penyakit yang menyebabkan jadwal menstruasiku tidak teratur, sehingga terkadang aku bisa menstruasi 2x dalam sebulan. Masa iya mau beli tampon seharga 100 ribu-an berkali-kali dalam satu bulan? Satu-satunya yang dapat aku lakukan saat itu adalah dengan mengganti pembalut setiap beberapa jam sekali. Dan itu tidak juga membantu.
Hingga akhirnya… beberapa bulan yang lalu, aku mengetahui mengenai dua alternatif lain, yaitu pembalut cuci pakai dan menstrual cup. Jujur aja, aku anaknya pemalas, hahaha. Aku sudah membayangkan apabila aku menggunakan pembalut cuci pakai, yang ada aku bakal jadi malas dan merasa kerepotan. Maka dari itu aku memikirkan opsi kedua, yaitu menstrual cup. Apakah aku langsung memilih itu? Nggak juga, karena aku kepikiran mengenai bagaimana cara penggunaannya yang, jujur aja, memang terlihat mengerikan saat pertama membayangkannya. Akhirnya, kembali lah aku ke pemikiran “ya sudah, bertahan dulu saja dengan pembalut.”
Beberapa bulan kemudian, aku kembali nggak tahan dengan segala side effects dari penggunaan pembalut. Seketika saat itu juga tekadku bulat untuk menggunakan menstrual cup! Aku mulai cari-cari info mengenai menstrual cup. Kebanyakan memang info dari luar negri, namun aku menemukan beberapa info yang sangat berguna dari Indonesia. Informasi yang paling berpengaruh dan berguna bagiku yang berasal dari Indonesia adalah Livjunkie atau Lifni Sanders (YouTuber), Titan Tyra (YouTuber juga), dan Female Daily Network. Mereka yang bikin aku yakin banget untuk beli menstrual cup, dan dari kak Lifni aku yakin untuk mencoba dari opsi yang lebih murah dulu karena toh dia malah lebih cocok dengan yang lebih murah.
Whew, panjang juga ya ceritanya?
Anyway, setelah tau ceritaku pasti kalian berpikir kalau aku toh convert ke menstrual cup karena keadaan dan bukan karena lingkungan, jadi untuk apa kalian juga ikutan? Benar aku berpindah bukan sepenuhnya karena lingkungan, tapi dengan sudah menggunakan dan menyadari bahwa penggunaan alat ini itu lebih banyak keuntungannya, aku berharap teman-teman jadi mempertimbangkan juga untuk berpindah ke menstrual cup.
- Ramah lingkungan.
Kalian tau nggak sih kalau kita itu menghasilkan BANYAK BANGET sampah pembalut? Tanpa data pun, kalau dilogikakan satu wanita dalam sehari bisa mengganti pembalut sebanyak 3-4 kali. Lalu dikalikan dengan, let’s say, 5 hari menstruasi. Dikalikan lagi dengan 12 bulan, lalu dikalikan lagi dengan sepanjang umur kita dari awal menstruasi hingga menopaus nanti. Dan itu baru dari satu orang! Dan taukah kalian kalau pembalut itu nggak mudah (atau bahkan nggak bisa, CMIIW) didaur ulang. Bayangin aja pembalut bekas darah seperti itu, tentu susah (atau bahkan nggak bisa) didaur ulang. OMG, sebenarnya dari zaman aku masih pakai pembalut pun aku sudah nggak kuat membayangkan seberapa banyak sampah yang ada hanya karena aku dan pembalutku :( - Lebih praktis.
Percaya lah teman-teman, pakai menstrual cup ini praktis. B a n g e t. Memang ketika hari pertama dan kedua (atau hari keberapapun ketika kalian sedang ‘deras’) kita harus cek setiap 3-4 jam sekali. Namun kalau sudah terbiasa dengan penggunaan produk ini, jangka waktu proses pengecekan tersebut jadi cepat banget. Ketika alatnya sudah dikeluarkan, lalu tinggal dibuang isinya, dibilas, lalu dipakai kembali. Kalau sudah nggak deras malah aku pakai di pagi menuju siang hari (awal beraktivitas) dan baru dicuci ketika sudah kembali ke rumah.
- Nggak bocor.
Asalkan saat deras dicek dalam jangka waktu yang tepat, nope, kamu nggak akan mengalami yang namanya bocor-bocoran. Plus pemakaiannya juga harus yang tepat, ya. Asal sudah sesuai, dibawa tidur dan beraktivitas apapun nggak akan bocor sama sekali. Aku sih sempat mengalami bocor, tapi itu karena aku telat ngecek di saat sedang ‘deras-derasnya.’
- Sangat teramat nyaman.
“Hah, aku lagi mens ya? Ya ampun, aku sampai lupa karena aku pakai menstrual cup!” Itulah kurang lebih yang aku rasakan ketika menggunakan menstrual cup (kecuali hari kedua di mana hari tersebut selalu menjadi hari penyiksaan untukku hohoho). Nggak takut bocor, nggak kerasa kaya lagi pakai apapun, nggak ada iritasi di kulit daerah bawah sana, nggak berasa lembap… Can I go on?
Terdengar berlebihan kah buat kalian? Well, try it yourself deh kalau nggak percaya. Mungkin terdengar jadi lebih mengasyikkan lagi karena datangnya dari aku yang selalu bermasalah dengan pembalut, it’s true. Tapi coba deh nonton video yang tadi aku rekomendasikan, yaitu dari YouTube kak Lifni dan Titan serta dari Female Daily. Mereka sih nggak ada mention bahwa sebelumnya mereka bermasalah dengan pembalut, tapi mereka juga sangat senang dengan keputusan berpindah ke menstrual cup!
Oke, untuk mempermudah bacanya, aku akan bikin dalam format Q&A yah. Sekarang aku akan membahas FAQ atau frequently asked questions seputar menstrual cup ini. By the way, kalau ada pertanyaan yang belum aku masukkan di bawah ini bisa langsung hubungi aku untuk ditambahin loh! Karena blog bisa diedit jadi nggak masalah kok kalau ada pertanyaan baru yang masuk, jadi don’t hesitate to let me know, yaa.
DISCLAIMER: aku bukan ahli dalam bidang ini. Tulisan ini hanyalah pengalaman aku sebagai pengguna menstrual cup dan aku harap dapat membantu teman-teman yang penasaran dengan menstrual cup. Aku nggak memaksa semua orang untuk menggunakan alat ini, juga tidak memojokkan siapapun yang kontra terhadap alat ini.
Q: Ada merk apa aja sih di pasaran Indonesia?
Setauku produk yang beredar di Indonesia itu ada banyaaak banget. Merk yang aku sudah tau pasti sering diomongin banyak orang itu ada merk GCup, OrganiCup (best seller), Lily Cup, Diva Cup, Lunette Cup. Merk yang banyak dijual juga namun aku pribadi belum pernah dengan diomongin itu ada Ruby Cup, Viva Cup, Lena Cup, Dayliee Cup, Anner Girls, dll.
Q: Kamu sendiri pakai merk apa, dan kenapa pilih merk tersebut?
Aku pakai GCup karena murah. Harganya IDR125,000 saja. Memang sih kalau beli OrganiCup seharga ±IDR400,000 itu juga termasuk murah karena sekali beli untuk bertahun-tahun, tapi aku memilih untuk beli GCup dulu karena ini masih pengalaman pertamaku pakai menstrual cup dan aku takut kalau ternyata nggak cocok. Ini kembali ke kemampuan finansial kalian masing-masing ya, untukku pribadi sih apabila aku nggak cocok pakai menstrual cup dan rugi sebesar IDR400,000 itu lumayan banget. Namun, kalau kalian mau memastikan percobaan pertama menggunakan cup yang lebih disukai banyak orang (at least dari informasi yang aku dapat memang banyakan pakai OrganiCup), boleh consider untuk langsung beli OrganiCup aja.
Untuk GCup sendiri tersedia dalam dua ukuran, yaitu S dan L. Aku pakai yang S, karena ukuran S dianjurkan untuk yang belum pernah vaginal birth (melahirkan secara vaginal) dan ukuran L untuk yang sudah. Aku juga pernah research mengenai ukuran untuk OrganiCup, terdapat tiga ukuran yaitu Mini (untuk teenager atau yang memerlukan ukuran lebih kecil dari A), A (belum pernah vaginal birth), dan B (sudah pernah vaginal birth).
Q: Beli dimana?
Aku beli di Tokopedia. Di e-commerce manapun sudah banyak yang jual kok, juga di eco stores di daerah kamu kemungkinan sudah dijual juga.
Q: Kok berani sih pakai menstrual cup? Bukannya kamu belum menikah?
Kenapa berani itu sudah aku ceritakan di atas, ya. Di posisi tersebut, aku nggak terlalu memikirkan aspek-aspek seperti ‘keperawanan,’ atau ‘belum menikah.’ Saat itu fokusku adalah untuk membuat diriku nyaman. Selain itu, aku pribadi tidak begitu mengindahkan konsep ‘keperawanan.’ Terlebih lagi, menggunakan menstrual cup TIDAK sama dengan berhubungan seksual. Masalah selaput dara pecah/robek itu sebenarnya dapat terjadi bahkan TANPA berhubungan seksual. Aku tidak meminta kalian untuk berpikiran sama denganku, tapi that’s just my piece of mind yang aku harap dapat membuat orang-orang nggak terlalu terpaku dengan konsep keperawanan yang selama ini masih rada ‘kaku.’
Q: Apakah sakit ketika pemakaian? Ada rasa nggak nyaman, nggak?
This is the most exciting part to discuss. Pertanyaan terbanyak pastinya. Dan aku akan jawab sejujur-jujurnya.
Pemakaian pertama apakah sakit? Well, aku nggak bilang itu sakit sih. Yang benar adalah karena tegang dan masih awkward, jadinya proses memasukkannya agak susah. Nggak sakit banget yang gimana gitu, tapi ya susah aja gitu masukinnya. Hahaha. Aku sangat menyarankan untuk pemula agar nggak tegang dan nyaman dengan diri sendiri. Explore yourself, it’s your body anyway. Cari tau bagaimana bentuk dan lokasi celahnya, lalu pelan-pelan sambil nggak terlalu dipikirkan berusaha untuk wiggle it in. Memang prosesnya nggak cepat di awal, tapi practice makes perfect. Aku sendiri jadi cepet banget pakainya setelah pemakaian ke-empat atau lima.
Ketika sudah di dalam, make sure bentuk cup sudah mengembang kembali secara sempurna. Cara taunya? Dengan jari dong. Dan ini kembali ke bentuk bagian dalam diri kalian, kalau aku harus agak ditekan ke bawah agar dia mengembang. Dapat diraba bagian bawah cup untuk tau masih ada lipatan atau nggak.
Sudah di dalam, rasanya ketika awal pemakaian memang agak membingungkan. I mean, kerasa gitu ada sesuatu di dalam sana. Tapi percayalah, kita ngerasa ada sesuatu itu karena baru awal aja dan masih kepikiran. Nggak usah tunggu beberapa hari, dalam beberapa jam aja kamu akan lupa kalau lagi pakai cup karena nyaman banget. Namun harus diperhatikan ‘batang’ dari cup-nya. Kalau ukuran ‘saluran’ kalian panjang, maka nggak perlu digunting. Namun, dari yang aku baca dan tonton, ada yang salurannya agak pendek sehingga harus dipotong bagian batang bawah cup tersebut agar terasa lebih nyaman.
Ketika dikeluarin nih yang mungkin nggak semua merasa nyaman. Aku pun ketika pertama masih agak kaget dengan proses pengeluarannya. Gampang banget sebenarnya pelaksanaannya, yaitu dengan cara ‘mencubit’ bagian bawah cup, lalu pelan-pelan ditarik keluar. Nah, rasa ketika keluar itu agak “hah” gitu (lmao). Nggak sakit, nggak! Sumpe dah. Tapi, sama seperti proses lainnya, hal tersebut akan jadi terasa biasa aja setelah pemakaian beberapa kali.
Q: Buang air kecilnya bagaimana dong kalau sedang pakai menstrual cup? Harus dicopot dulu?
Tidak kawan-kawan, karena saluran kemih kita berbeda dengan Miss V. Lokasi mereka cukup berdekatan, betul, namun nggak di satu tempat yang sama seperti laki-laki. Memang di awal akan terasa awkward (sejauh ini menangkap lah ya intinya semua yang di awal akan awkward, begitu pula saat kalian berkenalan dengan dia *lah), tapi lama-lama biasa aja, tuh.
Q: Pemakaian menstrual cup itu berapa lama sih?
Menstrual cup dapat digunakan bertahun-tahun, bahkan klaimnya bisa digunakan hingga 10-15 tahun. Tentu tergantung perawatan juga, kalau dalam 5 tahun keadaannya sudah nggak bagus, baiknya beli baru lagi aja.
Q: Aku harus beli berapa banyak? Apakah ganti produknya setiap hari, atau gimana?
Belinya satu aja, sis! Alat ini dapat digunakan berkali-kali. Ketika akan ngebersihin isinya, kalian tinggal cuci sampai bersih pakai air bersih lalu dapat digunakan kembali. Ketika sudah selesai digunakan, cucilah pakai sabun yang low pH (aku pakai sabun khusus daerah kewanitaan), lalu direbus selama ± 5 menit. Dikeringkan, lalu ditaruh di tempat yang kering. Ketika akan digunakan kembali, boleh aja cuma dicuci air atau dengan sabun, tapi bisa juga direbus lagi, itu terserah kalian ya.
Q: Aku pingin pakai, tapi takut!
I know that feeling, sis. Tapi kita akan selalu takut kalau belum coba. Toh ini bukannya a life-threatening product, jadi kalau kalian ngomong begini sama aku, I’d say “cobain dulu aja.” Masalah cocok atau nggak kan baru tau setelah dicoba. Jadi, jangan takut terus! Ambil bagian untuk menjaga lingkungan salah satunya dengan cara convert to menstrual cup! Atau pembalut kain juga boleh kalau kalian belum siap pakai menstrual cup. Take your time!
Nah, itu dia ceritaku dalam pemilihan kenapa menggunakan menstrual cup serta FAQ dari teman-teman di Instagram. Aku senang dengan antusias teman-temanku di Instagram yang terlihat dari banyaknya jumlah DM yang masuk ketika aku share tentang menstrual cup ini. Semoga tulisanku membantu dan membuat kalian makin yakin untuk mencoba alat ini!
PR & collab friendly, please contact me through e-mail or Instagram DM
0 comments